Thursday, August 13, 2015

Tidak ada yang Atheis

 


      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah menggeser nilai nilai sosial yang mengikat masyarakat bumi. Bagaimana tidak, ilmu pengetahuan telah mampu memberikan jawaban yang lebih akurat terhadap segala pertanyaan manusia tentang keberadaan alam ini sendiri maupun telah mampu menjawab tantangan tantangan jaman yang menjadi kebutuhan manusia. Ilmu pengetahuan telah menjadi acuan yang terus memimpin langkah langkah manusia dalam menjalani kehidupan dalam semua sisi kehidupan. Mulai dari kepercayaan terhadap penciptaan semesta,kehidupan dan perkembangan yang ada didalamnya sampai pada sistem kerja kekinian yang bergantung pada teknologi jaringan ( World Wide Web), ilmu pengetahuan dan teknologi selalu menjadi referensi utama dan jawaban dari semua kebutuhan manusia.
Perkembangan ini mengakibatkan pergeseran yang sangat besar dalam pandangan ideologi keyakinan manusia yang awalnya adalah penganut Humanis Agamis menjadi pengikut paham Scientologi bahkan ada sebagian golongan yang menjadikan Scientologi sebagai agama atau keyakinan yang mereka anut.
     Pada masyarakat Eropa kebangkitan ilmu pengetahuan ini juga ditandai dengan melemahnya bahkan runtuhnya dogma dogma gereja dalam sendi sendi kehidupan manusia. lambat namun pasti apa yang telah menjadi buah pemikiran dari para ilmuan pada masa itu telah menemukan kebenarannya sendiri walaupun mereka harus membayar mahal terhadap hasil intelektualitas mereka. Banyak dari ilmuan yang harus menghadapi hukuman mati hanya karena pemikiran dan penemuan mereka bertentangan dengan dogma dogma gereja yang diyakini pada masa itu.
     Sejarah kelam masyarakat Eropa dengan gereja ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan kiblat keyakinan, dari masyarakat yang agamis menjadi masyarakat yang non agamis dan tidak mempercayai nilai nilai keyakinan ketuhanan yang dikandungnya (Atheis). Ilmu pengetahuan telah menggiring manusia untuk berkiblat pada data data empirik yang harus melewati proses dan tahapan tahapan metode ilmiah dan menegasikan nilai nilai yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara logis empiris.
     Dalam banyak keyakinan Tuhan sering di persepsikan sebagai sosok pencipta, pengatur dan penjaga semesta (Rabbi). Dia adalah sosok sentral dari semesta dengan segala ilmu dan kuasa-Nya. Semua agama mengambarkan Tuhan sebagai sosok yang tinggi, agung dan keberadaannya jauh dari kehidupan manusia. Bagi Kaum Atheis Tuhan inilah yang mereka bantah, mereka tidak percaya tentang keberadaan Tuhan sebagai Dzat pencipta. Mereka tidak meyakini tuhan dalam konsep Rububiyah walaupun mereka sendiri sangat percaya pada keberadaan hukum alam (sunnatullah) sebagain salah satu  misteri terbesar dalam kehidupan.
keberadaan Tuhan yang gaib, non inderawi dan tidak bisa diformulasikan dalam data data yang empirik mengakibatkan keberadaan dan intervensi-Nya pada kehidupan manusia dibantah oleh para Atheis.
     Dalam Islam dikenal ada dua konsep tentang Tuhan, yaitu Rububiyah dan Ilahiyah. Seperti yang dijelaskan diatas Rububiyah konsep tentang Tuhan sebagai Supernatural Intelligence, sumber dari segala kehidupan, pengatur dan penjaga kehidupan yang jelas jelas hal ini ditentang oleh golongan Atheis. Sementara Ilahiyah adalah konsep tentang keberadaan Tuhan dalam diri manusia sendiri yaitu kecenderungan hati manusia yang paling dalam, yang ditaati dan dipatuhi. Bisa jadi itu adalah manusia, benda, pekerjaan dan hal hal yang menyenangkan.
Seperti yang terdapat dalam surat Al-A'raf 190 " Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah di anugerahkan-Nya kepada keduanya itu, Maha tinggi Allah dari yang disekutukannya itu". Dari surat tersebut digambarkan dimana anak telah menjadi Ilah dari kedua orang tuanya. Dalam surat surat lainnya juga banyak digambarkan dimana manusia telah meng Ilah kan hal lain selain Allah.
    Secara naluriah setiap manusia pasti mempunyai Ilah nya masing masing, memiliki passion dan kecenderungan hati yang sangat kuat pada suatu hal yang mengikat pribadinya yang didalam Islam ini disebut dengan bertuhan padanya.
Dari pemahaman diatas, terlepas dari benar ataupun salah apa yang di Ilah kan, pada prinsipnya semua manusia adalah bertuhan dan tidak ada yang tidak bertuhan (Atheis).
     Apapun pengakuan manusia tentang dirinya terhadap Tuhan, Theis atau Atheis tidak jauh lebih penting dari tetap menjaga kecendrungan hati / Ilah nya tetap berada pada jalur yang benar dan baik bagi kehidupan manusia. Selalu menjaga hati, pikiran dan tindakannya selaras dengan hukum alam (Sunnatullah) untuk membentuk kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dalam peradaban manusia dan semesta.

By assatar



Surga, Sistem atau Tujuan Kehidupan?

Masjid Nabawi Madinah 2012 Terlalu sering kita mendengar ajakan melakukan amalan amalan menuju surga ataupun meninggalkan perbuatan ...