Durdle Door Beach, England 2017 |
Dalam fitrahnya semesta ini adalah dinamis, selalu bergerak dan
berubah mulai dari partikel atom hingga peredaran tata surya terhadap galaksi
dan juga segala kemungkinan pergerakan diatasnya. Semua bergerak menurut
ketetapannya untuk membentuk keseimbangan yang harmonis dalam semesta.
Setiap pergerakan dan kejadian itu sendiri adalah bentuk dari
kehendak (Qudrah dan Iradah) Illahi yang mewujud secara alamiah yang kita kenal
dengan hukum alam/Sunnatullah, sekalipun pergerakan ataupun dinamisasi itu
adalah hasil rekayasa akal pikiran manusia namun ia tetap tunduk pada kaidah
kaidah hukum alam dan Sunnatullah itu sendiri.
Bicara tentang dinamisasi adalah bicara tentang pergerakan,
perpindahan, apa yang perlu dimasukkan dan apa pula yang perlu dilepaskan yang
kesemuanya adalah untuk selalu menjaga titik keseimbangannya.
Suatu kejadian, pergerakan dan perpindahan adalah hal yang melekat pada diri
manusia yang kita mempersepsikannya menjadi dua kelompok, yaitu positif dan
negatif. Kita sering mempersepsikan tertusuk duri dijalan adalah musibah/luka
(negatif) dan mendapatkan uang dijalan adalah rejeki (positif), kehilangan
materi/ jabatan adalah kemalangan (negatif) dan naik pangkat/gaji adalah rahmat
(positif) dan banyal lagi contoh contoh lainnya.
Terlepas dari apapun persepsi yang kita lekatkan pada setiap
kejadian, semuanya itu adalah hal terbaik, respon terbaik yang diberikan
semesta dalam kehidupan kita. menjalani kehidupan dalam penjara bukanlah kiamat
bahkan merupakan rangkaian jalan terbaik dalam kehidupan Mandela untuk menjadi tokoh perdamaian dunia, beberapa kali kekalahan dalam pemilihan Presiden Amerika adalah bagian dari rangkaian jalan terbaik bagi Abraham Lincoln untuk menjadi salah satu Presiden terbesar sepanjang sejarah Amerika.
Kalaupun sekarang masing masing kita berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda, apapun itu adalah yang terbaik bagi kita semua .
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan namun
apapun itu sudah pasti untuk kebaikan. Kerja tubuh kita misalnya bisa menjadi
gambaran dari kerja semesta, untuk tetap hidup dan bergerak harus ada kebaikan/
energi hidup (O2) yang masuk dikarenakan karena ada racun ( CO2) yang harus
dikeluarkan. Setiap yang datang lebih baik dari yang pergi.
Hukum ini tidak hanya berlaku secara personal namun juga berlaku
secara komunal/ kolektif baik dalam ruang lingkup yang kecil seperti kelurahan,
kota hingga ke ruang lingkup lebih besar seperti negara. Bukan hanya pada hal
hal yang positif yang datang dalam kehidupan kita, pada hal hal negatif seperti
banjir yang melanda pemukiman adalah respon terbaik dari alam, memberikan pesan
pada kita bahwa ada ketidakseimbangan yang terjadi dan juga untuk meningkatkan
kesadaran kita akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, terpilihnya
Trump dan chaos yang terjadi di Amerika juga atas ijin dan kehendak Tuhan,
respon terbaik dari semesta untuk menyadarkan kekuatan dan kelemahan dari
sistem demokrasi dan liberalisme yang mereka anut, Lemahnya pemimpin dan
kepemimpinan nasional juga atas ijin dan kehendak Tuhan sebagai bagian dari
proses peningkatan dari betapa lemahnya kesadaran kolektif berpolitik kita.
Apapun yang terjadi itulah yang terbaik bagi kita.
Apapun persepsi yang kita lekatkan, baik dan buruk itu harus terjadi
dan dialami untuk evolusi pemikiran dan jiwa, baik secara personal maupun
komunal untuk mencapai titik ideal keseimbangannya masing masing. Titik
keseimbangan yang harmonis, selaras dan serasi itu sendiri merupakan tujuan
dari kehidupan sosial dan bahkan tujuan kehidupan spiritual seperti yang
tergambarkan dalam konsep surga dan neraka, manusia harus mati berulang ulang
kali dibakar di neraka untuk mengikis dosa dan mencapai titik ideal fitrah
kemanusiaannya yang hanief menuju surga.
Selalu berpikir positif atas segala kejadian karena segala
sesuatu adalah atas ijin dan kehendak Nya. Hindari kebencian atas nama apapun
karena setiap elemen, mahluk dan kejadian adalah guru kehidupan untuk evolusi
keruhanian kita.
Wallahu"alam.
No comments:
Post a Comment